UTI

Lelaki itu menantang dunianya dengan kebodohan warisan berhitung kelas 3 SD, mengawini idaman putih mulus sedikit gembrot tahu baca tulis lalu punya keturunan nou kecil buah hati kasih sayang yang tidak mempan membujuk sang bunda jatuh dalam lilitan kumis polisi. Lelaki hanya bisa mengangga ketika cerita selingkuh itu didamaikan di kantor sang polisi, yang membersitkan tekad menantang pasar 45 dengan gantungan asongan rokok. Lelaki itu kecapaen menikmati belaian dinginnya TKB dengan orokan yang dahsyat dan tersadar dalam kebingungan dirinya dikerangkeng di sel Polresta Manado karena pinggangnya terselip pisau dapur. Pada buta aksaranya ia meminta aku menuliskan surat buat sang isteri dengan harapan yang digantung di langit-langit sel. Seminggu kemudian lelaki dibelit keluguan ketika sang isteri datang dengan sopir mikrolet. Hakim dibuat binggung ketika mulut lelaki tergembok pada dakwaan yang mengalir bagai air pada undang-undang darurat nomor 12 tahun 1975. Mata hakim dikalahkan kebodohan lelaki. – Keadilan bukan untuk orang bodoh, apalagi tak berpunya lembaran pelicin untuk dihitung.

LP Manado, 25-07-99

 

UTI – Bahasa Gorontalo untuk menyebut lelaki pada umumnya. NOU – Bahasa Gorontalo untuk menyebut perempuan pada umumnya. PASAR 45 – dulunya merupakan pusat kota Manado. TKB- Taman Kesatuan Bangsa, terletak di tengah-tengah Pasar 45, sebuah taman tempat warga bersantai, yang malam harinya sering dipakai untuk tidur kaum margin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar