SETETES EMBUN DI PAGI 25 DESEMBER

aku geliat oleh seberkas mentari
yang mencuri masuk lewat lubang angin
tatapan hinggap di langit-langit pembaringan
lalu membawa raga menembus koridor nurani
sejenak tanda tanya besar melintang persis
di depan keinginan
dalam diam aku kelana:
    ada sebuah nama di sapuan awan tipis
    menghiasi kanvas hijau langit nan teduh
    harus kutulis ini:
    - iching –
kutambah goresan lukisan hamparan itu
lalu semuanya berubah menjadi cermin
memantulkan bayangan nan menyilaukan
aku terkapar di bebatuan
rintik hujan perlahan meremangkan nurani
:iching
    ternyata kau baru sebuah nama
kubuka jendela
dari tinggap jatuh menggelinding setetes embun
pecah di dahiku
mengusap sadar pribadi
pagi ini 25 desember

Tateli, 1998

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar