hari ini lelaki itu merasa bosan
setelah sekian kepenatan dia menghitung senja
begitu terus
pagi matahari terbit
siang matahari terik
sore matahari terbenam
yang dia harapkan
sungguh!
hanyalah purnama
jangan hanya semalam
tapi purnama terus
lalu siang ini dia berontak
melati di halaman nuraninya ditebas
daunnya beterbangan ke angkasa
menghias hijau kekalutan
bunganya berserakan di tanah
melukis permadani putih mekar
lelaki itu bersimpuh
mengatup tangan
berdoa
:aku minta tanda tuhan
lalu diaminkan dengan yakin
lelaki itu menunggu mukjizat
satu
dua
tiga
gelisah memeluk keyakinannya
empat
lima
enam
tuhan tidak juga berbicara
dan kali ini ia tak tahan lagi
disulutnya ujung bara
digengamnya api
dan ia berlari ke altar
ingin membakar segala muluk-muluk
:peduli apa aku dengan mukjizat
tetapi
disaat nafasnya terengah
dikala luapan kekuatannya memuncak
diwaktu emosinya segera meloncat
perlahan
di pojok ada setitik cahaya
bintik
kecil
bergerak
berputar
membesar
menerjang
lalu meledak
lelaki itu tersenyum
sangat puas
hingga pingsan
tak sadarkan diri
dalam mimpi:
“tak ada yang mustahil bagiku, nak”
prosesi menjadi hening
lelaki itu sadar
dan ia hanya bisa mengeleng kagum
dan sujud dalam syukur
pulang dalam kemenangan
berjalan dipayungi keyakinan
:doanya telah terjawab
tetapi
kini ia menghitung hari
telah berapa lama janji itu diikrarkan
persis seperti dulu
ia mulai bosan lagi
janji itu hanya sebuah mimpi
dan kini
ia beranikan diri
:menagih janji
Tateli,10/Jan-01
Tidak ada komentar:
Posting Komentar