JALAN BERBATU

rintik tak engan berhenti
kuyup semua
malas geliat dalam selimut
terlalu indah tuk ditinggalkan
aku membaca sebuah kisah di pembaringan
yang kusut lembut membalut senyap
hari telah larut
kisah menggelar laknat
terlalu laknat
hingga yang ada
hanya merah
merah
merah
merah
ngeri
dan aku menggigil di balik selimut
mataku terbakar
tak terhitung lagi
merah yang ada
milyardan roh menjadi merah
menari-nari teriak kemenangan
di atas bangkai-bangkai sesama
yang tak punya tempat tuk dikubur
aku menggigil
dingin berubah menjadi panas
lalu kutinju udara
ledakannya berhamburan ke seisi kamar
kamar menjadi panas
semua menjadi bara
aku ketakutan dan ingin lari
kuraih jendela
kubuka
tetes-tetes membasahi rambutku
kutengadahkan tangan
‘tetesan darah’
menetes terus

pukul tiga pagi
kuterjaga dari mimpi dan berpeluh
tadi aku tamasya ke golgota

masihkah itu darahMu?

Tateli, 26 Jan 2000

Tidak ada komentar:

Posting Komentar