malam ini aku tidak ingin berbantahan denganmu
aku hanya ingin menatapmu dalam-dalam
dan menikmati setiap helaan nafasmu
aku ingin berlari
menyeberangi aral
dan tak menatap kenangan
tapi pada siapa kusendangkan harap
kalau jiwaku telah dirampok
aku hanya mampu berdiri
di semedi yang rapuh
dan tak yakin dimana pijakan
bisikan-bisikan nurani
terlalu mengranit
kan kubasuh dengan apa?
lautan airmataku telah hampir kering
malam ini aku tidak ingin mengeluh dipangkuanmu
aku hanya ingin menyapa pundakmu
dan membelai gerai di dahimu
aku tidak menutup kedipan
kusaksikan semua
ketika simfonimu mengalun
tapi nafasku hampir tenggelam
dalam setiap helaan yang telah teracuni
yang kuteguk setiap detik
aku hanya bisa menghitung
dengan langkah mimpi
yang tergantung di angkasa
tanpa kutahu matahari berada dimana
malam ini aku tidak ingin kau bergadang
aku hanya ingin kau memberikan teduhan
dan sedikit getaran senyuman
:Bulan
mengapa tatapanmu terlalu dalam
menusuk hingga aku lantak dan luluh
yang kuingin adalah dekapan
walau itu tak sejati
sebentar lagi fajar
dan suteramu akan kesiangan
aku kehilangan bayang
tetapi kau tetap tak mau pergi
kau tantang matahari
Bulan!
mengapa kau siksa aku
terus
Tateli, 15/Jan-01
Tidak ada komentar:
Posting Komentar